Lihatlah…
Masih ada secercah cahaya di sana
Berdoalah...
Semoga Allah memperkenankan cahaya itu untuk kita
Tak ada seorang pun yang benar-benar kuat, tak ada seorang pun yang benar-benar tangguh, melainkan mereka yang senantiasa berusaha untuk menjadi seorang yang kuat dan tangguh. Pun ketika kita tengah meniti sebuah perjalanan dakwah yang teramat panjang dan tak berujung, kita memerlukan sebuah kekuatan yang mampu membuat kita bertahan, hingga menjadi seorang yang kuat dan tangguh.
Aku ingin belajar pada kalian….
Aku ingin belajar tentang takwa
Aku ingin belajar tentang iman
Aku ingin belajar tentang kebersamaan yang sebenarnya antara laki2 dan perempuan atau biasa yang kita kenal ikhwan dan akhwat
Aku ingin belajar tegas
Aku ingin belajar tentang ikhlas
Aku ingin belajar tentang hijab yang sebenarnya
Ya, aku ingin belajar tantang banyak hal pada kalian..
Tak dipungkiri kalian sering menjadi rujukan atau sekedar referensi ketika presentasi di kelas atau sekedar mengisi liqo’ mingguan. Hingga tanpa sadar mereka bertanya siapa ketum KAMMI? Mbak backroundnya apa? Keren ya KAMMI pintar sedekahnya, terjaga hijabnya..
Terkadang ketika aku berbicara dengan salah seorang ikhwan di tengah keramaian yang di temani salah seorang temanku. Mereka mengatakan,”unik ya kalian berbicara saling membelakangi, kenapa gak lihat wajahnya sih?”. “laki-laki nya tadi lucu ya ada dua titik hitam di keningnya .. ketatap kursi ya.. “ aku tertawa renyah menanggapi komentar temanku. Selalu ada tawa mengingat semuanya..
Tapi tak dipungkiri pula, terkadang menuai kecewa, tapi mari kita perbaiki semua, perbaiki bersama. Telah kita azzamkan dalam diri bahwa kita akan meneruskan risalah Sang Nabi. Siapa yang tidak tergetar hatinya ketika menyebut Sang Kekasih Alloh.. siapa yang tidak menangis di sela2 membaca shirohnya . . .
Berbicara tentang ini teringat salah seorang ketika aku bertanya, siapa tokoh kebanggaan antum?” dia menjawab” ya Rasulullah lah..”. Ya, siapa yang tidak cinta nabiNya, itu pula yang membuatku mencintai usman bin affan, tapi bukan berarti aku tak mencintai Abu bakar, Umar dan Ali serta para sahabat yang lainnya. tak di pungkiri aku selalu menangis ketika membaca cerita usman dan bukan berarti cintaku pada usman melebihi cintaku pada Rasulullah, bukan! Rasulullah tetap yang pertama setelah Alloh, tapi aku tak ingin membahas tentang ini saat ini. Maaf hanya sebagai pengantar untuk mencapai isi yang sebenarnya..
Mari kita tengok kebelakang keseharian kita dalam kebersamaan ini, masih dua hal yang saya soroti selama ini. Pertama saya mengawali dengan syuro. Syuro kita yang mulai tergilas akan hijabnya. Banyak tawa dan saling mengakrabi, terkadang tak lupa celotehan2 yang tak berguna terlontar dengan begitu mudahnya, ringan tanpa beban! Padahal yang kita bahas adalah masalah umat. Saya pun belum paham bagaimana harusnya.. mari kita bahas bersama dan kita jaga bersama.. sya juga belum tahu secara pasti ayat utamanya, akan tetapi gurauan kita bisa jadi membuat Alloh murka natinya, layaknya dalam firmanNya:
70. dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487] selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
[485] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
[486] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh.
[487] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
Hal kecil tapi efeknya begitu besar jika dibiarkan berlarut-larut. Beda zaman bukan berarti hijab kita semakin luntur.
Kedua saya awali dengan musyker, ketika pemilihan team formatur, ketika harus memilih satu ikhwan dan satu akhwat dalam satu kertas yang sama, dan ada yang menuliskan Abi A dan bunda x, abi B dan bunda x (tidak perlu ya saya sebutkan namanya), lalu di baca dengan lantang. Dan kita tertawa bersama, tanpa malu dan merasa risih! Hingga salah seorang ikhwan angkatan 2010 yang menghentikan semua tawa dengan gertakan,” sudahlah tak usah di baca seperti itu!” hal kecil mungkin kata sebagian orang, tapi mari kita lihat efeknya bersama.
Kita lihat perkembangannya sekarang dari semua canda yang kita sajikan, dari semua tawa yang kita umbar dalam hal yang mungkin mengotori hati yang telibat. Kita lihat saja dari alasan kenpa ikhwan yang datang ketika solid I hanya sedikit, apa alasan mereka? Karena bukan akhwat A yang jarkom, dia ingin akhwat A yang jarkom! Kita kecewa mendengarnya walaupun itu sebuah alasan yang tidak serius hanya gurauan semata! Maka jangan marah, jangan merasa terancam mereka punya penyakit, karena kita yang menebarkan virusnya. Kita yang mencontohkannya. Karena mereka berfikir boleh, yang angkatan tertua saja saling memasangkan dan tertawa ria di waktu musyker.. Mungkin kita akan beralasan” ya salah mereka harusnya tidak meniru.. tapi mereka manusia yang tingkat keimanan dan kepemahamannya tak sama.
Kita mengatakan bahwa mereka berepenyakit.ada penyakit di hati mereka. Tapi di hati kita mungkin jauh lebih besar dan lebih banyak! Dan saya mulai khawatir dalam ketakutan yang mendalam Alloh menutup hati kita dengan hanya bisa menyalahkan tanpa mampu menoreksi sang diri yang mulai berkarat, sya mulai khawatir bahwa apa yang kita lakukan ternyata belum banyak menuai hasil, kenapa begitu lambat padahal syuro telah terus di laksanakan, doa tak henti dipanjatkan, apakah mulai ada indikasi tak barokah. Mari kita telusuri bersama. Kita lihat agenda kita begitu keren, SEMINAR! Tapi kita lihat setelah itu, seakan tak berimbas apapun untuk kita dan masyarakat kampus UIN.
ada apa sebenarnya, padahal agenda itu kita buat dengan keringat, berlelah2 dan menghabiskan dana yang tak sedikit. Kita lihat beberapa teman sekelas kita, masih banyak yang menunda dan bahkan tak sholat, masih ada yang mentradisikan setiap hari libur menonton film PORNO dalam satu kos ramai2, masih banyak yang pergi berjoget ria ketempat karaoke dan hugos, bersetubuh di dalam kamar madi(maaf), Itu relaita! Ngeri dan menjijikkan. Seakan yang kita lakukan tak lagi berimbas apa2 terhadap mereka. Tapi tak berarti menafikan kerja2 kita selama ini, namun masih banyak yang harus kita benahi. Mari kita benahi sang diri sambil lalu memikirkan obyek dakwah kita. Amal yaumi dan ruhiyah kita perlu kita jaga. Bersama saling mendukung bukan melemahkan.
Mari kita pelajari, kita hentikan semuanya. Kita khilaf dan kita mulai dari nol. Paling tidak ketika kita tidak bisa membuat KAMMI maju kita mampu memberi contoh yang baik. Sya khawatir ketika kita pergi semuanya akan tergilas. barisan kuning,barisan hijau,dan barisan merah, mungkin jauh lebih hebat dari kita, jauh lebih pintar. Karena masalah tilawah kita masih kalah, masalah kitab kuning kita bukan siapa2, masalah bahasa kita belum pula mempuni, mari kita akui itu. Namun ada yang membedakan kita dengan mereka, yaitu AKHLAK! Akhlak adalah imbas dari keimanan, yang iman nya baik maka akhlaknya akan baik pula,, namun yang imannya palsu maka akhlak yang busuk yang akan mengitari keseharian kita. Nilai lebih yang kita dapat selama ini di mata masyarakat kampus UIN lebih menonjol pada terkait hijab dan akhlak. Mari kita pertahankan. Karena sedikit saja kesalahan yang kita lakukan akan mencoreng nama baik KAMMI
Mungkin yang membaca tulisan ini akan berkomentar dalam hatinya,”halah…mek ngene ae..” tafadhol. Tapi jangan berehenti di situ. Mari kita perbaiki bersama, kita pelajari bersama. Muncul kata NGENE AE karena memang mungkin belum faham. Maka jangan berhenti, teruslah mencari. Karena Alloh yang akan memahamkan, insya Alloh.
Sya menuliskan hal ini bukan berarti karena saya suci, justru karena mungkin saya yang paling parah di antara kita. Maka terakhir sya ucapkan terimakasih untuk semuanya. Saya ingin terus belajar pada kalian. Saya mulai faham tentang islam karena Alloh yang telah memahamkannya melalui kalian dan buku2 yang saya baca. Mari kita bangun pribadi yang tegas. Berusaha masing2 untuk menghindari dari menyakiti, dari melukai, dari cinta yang belum saatnya atau sering kita kenal dengan fitnah hati. Mari kita mulai bertanggung jawab untuk kita sendiri dan orang lain ketika kita melakukan sesuatu.
Kita tinggalkan masa lalu yang buruk, sy mohon maaf ketika sy salah. Sy sering melukai dengan kegalakan sy, tapi sy mulai paham sekarang bahwa galak tak menghindarkan pada kata jatuh cinta. Bahwa suara yang meninggi itu di larang oleh Alloh. Bahwa marah tak boleh di tampakkan. Aku mulai memahaminya ketika selesai membaca risalah pergerakan ikhwanul muslimin yang ke 2, itu yang menjadi sebab pula kenapa saya jarang mau mengaku ketika di tanya apakah sudah DM2, saya malu mengatakannya karena saya belum selesai membaca buku2 DM 2, sya tak menyalahkan team akreditasi yang men DM2 kan sy stelah sy masuk KAMMI kurang lebih masih 8 bulan. Ibarat di dunia sy masih dalam kandungan. Dan itu murni kosong sebelumnya,sy tak faham sama sekali tentang dakwah, tapi sy mncoba memahaminya. Berat. Krena banyak yang bertolak belakang dengan pehaman saya selama ini. Tapi Alloh yang memapukannya melalui kalian. Sekali lagi terimakasih.
yang semua berawal dari sebuah kecintaan ..
Pernahkah kita berpikir kekuatan apa yang memampukan kita dalam menapaki jalan dakwah ini? Pernahkah kita berpikir, apa alasan yang tepat, yang mengharuskan kita untuk menjadi seorang yang kuat? Menjadi seorang yang kuat dalam mengemban sebuah amanah? Apa? Kekuatan seperti apa yang kita butuhkan?
Ternyata, kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang tak sekedar kata, cinta yang telah terbukti ampuh sebagai amunisi ketika kita jatuh. Cinta yang membawa para aktivis besar untuk menunjukkan loyalitasnya, buah pikir yang tak lekang dimakan zaman, cinta yang membawa kita kepada penghambaan sebenarnya. Cinta yang menumbuhkan ketaatan, kehati-hatian, menuju kesempurnaan diri, meski tahu tak ada satupun yang lebih sempurna selain-Nya, yakni cinta yang bersumber dari-Nya.
Ya… cinta dari-Nya yang menjadi pembakar semangat ketika kita memerlukan energi ekstra dalam menunaikan amanah, menjadi penghibur ketika tak satupun dari makhluk-Nya yang menghargai. Hingga akhirnya kita meyakini, cukuplah Allah di hati. Dan bersama cinta inilah kita akan terus melangkah, senantiasa bergerak memberi arti bagi hidup...
Mari kita belajar, beramal, beramal, beramal dan menuai hasil yang indah! Layaknya doa umar “Ya Alloh jadikanlah semua amalku menjadi amal sholih dan jadikanlah semua amalku ikhlas untuk mencari wajahMu dan janganlah Engkau jadikan amalku untuk selainMu sedikitpun.”
Oleh : Kartika Sari Rukmana Dewi